Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Segenggam Ceritera Mushaf Kecilku

Telah ku buka jauh mushafku

ku buka
ku balik
ku lihat
ku lafal
ku hafal
ku arti
ku serapi

Saat itu, ku lihat
dalam tatapan 
Saat manisnya air pada gelas yang mengecup bibirku
Melepas dahagaku
di sampingku, duhai Qur'an

Gelasku bertaburan engkau
Makhluk yang kutemui dalam mushafku
yang tiada tahu dimana ku melihatmu terlahir 
lagi seperti apa engkau di akhir

Saat kau berhasrat agar aku mendengarmu layaknya Sulaiman, 

"Lihatlah teman, Sulaiman datang!"

Duhai, tapi kami cucu sulaiman yang luput dari sejarah lagi tidak bersanad dengan zamannya.
Jangan..
Jangan pernah anggap kami seindah karunianya.
Bagaimana kami mengerti.

Duhai Qur'an,

Engkau tahu penantianku?
Aku bersungguh-sungguh entah sampai kapan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar