Sebagaimana makhluk yang diciptakan sempurna secara bentuk
dan rupa, berterima kasih adalah hal yang harus diupayakan setiap harinya.
Diantara rasa terima kasih itu akan tercipta sebuah nilai kebahagiaan dan rasa sayang
antara makhluk kepada penciptanya. Bagaimanapun juga kita tidak pernah lepas
dari sang master plan sesungguhnya,
yakni Tuhan di atas segala-galanya. Setiap segala aktivitas baik yang sedang
diproseskan untuk menggapai sebuah hasil maupun yang telah berhasil tersebut seimbang
dengan ketentuan
pasokan tubuh yang dibutuhkan dan kemudian kembali untuk dikeluarkan melalui energi yang maha dahsyat. Sebuah master plan adalah rencana di atas rencana. Keberhasilan rencana kita berada di atas rencana sang maha pencipta yang akan tetap seimbang dengan kekuatan tubuh. Begitulah master plan sesungguhnya.
pasokan tubuh yang dibutuhkan dan kemudian kembali untuk dikeluarkan melalui energi yang maha dahsyat. Sebuah master plan adalah rencana di atas rencana. Keberhasilan rencana kita berada di atas rencana sang maha pencipta yang akan tetap seimbang dengan kekuatan tubuh. Begitulah master plan sesungguhnya.
Larutnya
pada aktivitas adalah kendala yang telah mengtak-acuhkan sebagian perkara kecil
yang pada dasarnya sangat butuh untuk dipahami dan dimengerti. Setiap proses
keseimbangan tubuh telah menjamin
setidaknya rencana-rencana tersebut berhasil sejak bangun tidur hingga kembali
tidur sedemikian sempurnanya. Keseimbangan itu pula telah menjamin pergerakan Anda
tetap terjaga dan kuat tanpa halangan
apapun. Setiap fisik yang tidak seimbang mempengaruhi kinerja tubuh dan begitu
pula sebaliknya yang terjadi. Lantas, dalam kehidupan sendiri bagaimana sistem
keseimbangan itu terlahir dan ikut bekerja?
Flash-back ketika kita ditakdirkan untuk
lahir ke dunia telah mengungkapkan rahasia hadirnya sistem keseimbangan ini.
Berbeda disaat kita berada dalam kandungan seorang ibu. Ketika seorang anak
dari kaum manusia dilahirkan, pasokan asi adalah hal yang paling utama
dibutuhkan. Kewajiban ibu memberi asi pada anak 0-6 bulan memberi kesempatan
hidup sang anak lebih berarti. Mengapa demikian? Karena pada asi
terkandung sel-sel pembentukan sistem
imun tubuh sang anak. Sistem imun tubuh yang terbentuk ini adalah salah satu
bentuk sistem pertahanan yang paling baik agar anak tidak mudah terserang
penyakit pada masa-masa hidupnya. Sistem ini lah yang mengebalkan tubuh.
Diantara
24 jam yang kita lalui, bagaimanapun sibuknya. Jutaan organisme asing diinginkan
atau tidak hidup bersama makhluk hidup meskipun tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Setiap jutaan organisme ini gencar mencari inang dan mangsa. Inang
tersebut salah satunya adalah manusia. Manusia adalah sasarannya yang paling empuk.
Manusia di dalamnya ibarat kastil atau istana yang terkepung oleh milyaran
musuh setiap harinya. Baik itu di dalam kamar tidur, meja makan, di dalam
mobil, di lingkungan bebas maupun di tempat rutinitas bekerja lainnya. Namun,
bagaimana kita dapat bertahan? Tentu, ini sangat bergantung pada keberadaan
sistem kekebalan tubuh tersebut. Sistem kekebalan tubuh ibarat
prajurit-prajurit hebat yang siap membasmi musuh-musuh yang akan menghancurkan
inang secara signifikan dan tentunya membahayakan tubuh. Kita bisa membayangkan
kehilangan sistem kekebalan tersebutlah yang telah memberikan lampu hijau bagi
sang anak untuk tidak dapat bertahan hidup lebih lama.
Sebuah
pembuktian yang mutakhir oleh Edward Edelson 1989, The immune system, yang dikemukakan oleh Harun yahya 1999, The Miracle of The Immune System, bahwa
banyak sumber kisah pasien yang harus menjalani perawatan yang sangat rumit
akibat gangguan sistem pertahanan. Seorang Pasien tersebut ketika baru saja
lahir harus segera ditempatkan dalam ruang tenda plastik steril yang terisolasi. Tidak ada satupun yang
diperbolehkan masuk. Pasien tersebut dilarang menyentuh manusia lainnya. Ketika ia tumbuh besar, bahkan
ia juga mendapatkan tempat plastik yang lebih besar. Untuk keluar dari tendanya
maka iapun harus memakai seperangkat peralatan yang dirancang khusus mirip
dengan pakaian astronaut. Telah diduga bahwa jika ia dilepaskan terlalu lama
diruang terbuka ia akan mengalami gangguan seperti pilek, sakit tenggorokan;
walaupun telah diberikan antibiotik dan alat medis sekalipun. Perawatan
menggunakan antibiotik dan alat medis di luar lingkungan tetap hanya memberikan
pertahanan hidup beberapa bulan saja. Ini sebabnya anak tersebut hanya
terselamatkan jika ia berada di dalam ruang plastik tersebut selama seluruh hidupnya.
Namun, sayangnya perawatan dalam plastik tersebut pun tidak menjamin penuh
keselamatan hidup sang anak, anak laki-laki kelahiran 1971 tanpa kekebalan
tubuh dan berada dalam ruang bebas hama tersebut meninggal pada umur belasan
akibat gagalnya transplantasi tulang.
Hal
tersebut lah yang telah menjamin bahwa tiada sanggup individu bertahan hidup
tanpa sistem kekebalan tubuh. Sistem ini menjadi anugerah terbesar segenap alam
dari sang pencipta agar setiap manusia memperoleh kestabilan dalam memenuhi
aktivitas.
Kestabilan
tubuh tersebut sebagaimana telah dijelaskan adalah terpenuhnya nilai asi langsung
dari ibu kepada sang bayi sejak ia lahir. Asi saat pertama adalah asi yang
sangat baik dalam pembentukan imun. Namun, bukan berarti imun yang kita miliki
saat ini tidak baik. Hanya saja, ketahanan tubuh yang diproduksi tubuh berjalan
seiring lahir hingga dewasa yang saling berintegrasi dan kontinu. Jika kiranya
saat ini sistem imun diproduksi oleh tubuh manusia yang memakan nutrisi nabati
dan hewani, sejak kecil tentunya asi ibulah yang membangun sang bayi memperoleh
ketahanan tubuhnya, asi itu bernama kolostrum atau jolong yang mengandung
banyak immunoglobulin IgA mempertahankan bayi dari serangan penyakit. Jika
ketahanan tubuh telah berintegrasi sejak bayi, imunitas sejak akan menjadi
dewasa pun terjalankan dengan baik seiring mengkonsumsi bahan makanan yang
sesuai dibutuhkan tubuh. Pada akhirnya mikroorganisme apapun bentuknya di sekitar
akan segera dapat diserang oleh sistem imun dengan sistem penyerang yang sangat
baik meskipun sang musuh pada awalnya mencoba masuk serta menghancurkan inang
diberbagai rongga pernapasan seperti hidung dan benteng-benteng kulit yang
tidak terbataskan tebal serta bulatan pori-porinya.
Secara
seksama Harun Yahya, The Miracle of
Immunity 1999 juga mengungkapkan bahwa sistem penyerang tubuh yang bekerja
pada awalnya memiliki alat pemakan atau alat penghancuran sel asing yang masuk
yang disebut fagosit dan selanjutnya dengan sel lain dengan kemiripan fungsi
yang sama yakni makrofag akan menghancurkan musuh dengan cara menelannya, dengan
kata lain pertempuran musuh dengan makrofag telah membuat suhu tubuh menjadi
naik. Naiknya suhu tubuh atau demam di awal sakit sangat penting, karena orang
yang mengalaminya akan merasakan kelelahan dan perlu beristirahat, hal ini
menghemat energi yang diperlukan untuk memerangi musuh. Selanjutnya jika tidak
dapat diatasi dengan sel makrofag maka sistem antibodi penolong yakni sel B dan
sel T limfosit akan mengacungkan stok senjata pertahanan yang kuat melawan sang
musuh. Produksi antibodi atau imun itu sendiri diperoleh oleh sel plasma yang
tentunya berasal dari sel B limfosit. Dengan demikian, setelah melewati
prajurit pertahanan pintu masuk pada makrofag, selanjutnya prajurit-prajurit
sel limfosit siap menghadang lebih intensif menjaga istananya.
Sejenak
hal ini membuka mata yang telah lama tertutup soal sistem prajurit nan hebat
ini. Dengannya, setiap harinya meskipun diterjang berjuta mikroorganisme yang
tidak mengenal tempat ,tubuh kita dapat melangsungkan kinerja dengan maksimal
setiap harinya disertai asupan makanan yang lezat. Ternyata lebih hebatnya
lagi, prajurit yang bernama fagosit, makrofag, dan jenis sel B dan T limfosit tidak
mengenal istirahat dalam melawan musuh. Tidak pernah tertidur seperti manusia
dan makhluk lainnya meskipun tubuh kita dalam keadaan istirahat seperti pada
malam hari.
Pada
dasarnya phenomena yang tidak kalah penting adalah sebelum sel hebat tersebut
bekerja melawan musuh sel pertahanan luar adalah tantangan yang sangat berat
untuk dilalui makhluk asing tersebut. Bukanlah semata-mata hal yang mudah untuk
ia masuk menuju organ dalam tubuh manusia. Meskipun bakteri dapat masuk ketika kita
bernapas, namun lendir dan bulu hidung akan bertindak dengan cepat sebagai
penahan utama dan kemudiann mengeluarkannya dengan cara bersin. Tidak pula
mudah melalui kulit, meskipun kulit terlihat sangat lemah dengan pori-pori yang
besar. Kulit juga memiliki struktur yang sangat erat dan kulit sendiri
mempunyai organisme yang dapat melindungi dirinya sendiri dari kecaman musuh.
Dengan demikian, sistem pertahanan luar saja sulit apalagi sistem pertahanan
dalam yang memiliki super power natural. Semuanya dikemas sebagai hadiah dari
yang Maha Kuasa bahwa telah terbukti pergerakan sistem yang saling seimbang ini
bukanlah hal yang sengaja terjadi atau seperti maksud teori Darwin yang sengaja
mendirikan teori kejut material organik untuk memperoleh asal usul kehidupan di
muka bumi. semuanya terjadi secara otomatis alamiah dari sang Maha Pencipta.
Lantas, berapa banyak kita bersyukur kepada sang pencipta? Seberapa banyak rasa
terima kasih yang telah kita haturkan kepada pencipta berpuluh tahun lamanya
kita tetap hidup dengan sistem imun yang sangat baik ini, jika andai ia dapat
berbicara, akankah mereka mengirim spanduk kehidupan agar kita mengenalnya?
Semua
konsekuensi kehidupan telah dilalui oleh sistem yang sama sekali gratis. Alangkah
indah sekali, jika semua mengenal prajurit ini. Meskipun hari-hari yang lelah
terlampaui tanpa batas telah tertunaikan, dengan rasa syukur dan terima kasih
tanpa batas pula seharusnya kepada pencipta kita haturkan atas master plan kehidupan yakni kepada
prajurit yang selalu bertasbih melalui penciptanya. “Maha suci Engkau, tidak
ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah engkau ajarkan kepada kami;
seseungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana”. (Q.S.
Al-Baqarah, 2:32).
Terima
kasih Prajuritku, Terima kasih Penciptaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar