Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Angel Versus Evil

Setidaknya kita sadari bahwa setiap hari kita mempunyai lebih dari seribu ide cemerlang yang dapat kita keluarkan serta merta. Ide yang seringnya besar menurut masing-masing pribadi belum tentu terlihat besar untuk orang lain yang merasakannya, ternyata bahkan ide orang yang tanpa sengaja dan berpikir posoitf terhadap segala halnya menjadi begitu besar meskipun terlihat konyol. Semua dapat memberikan ide kepada siapa saja, hanya saja ide yang besar bukanlah terletak seberapa pintarnya kita. Akan tetapi, seberapa besarnya kita mengamati sesuatu yang bahkan mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak orang lain. ide ini lah yang kemudian dapat dikatakan ide yang luar biasa.

                Ide yang luar biasa tentunya  sangat didambakan oleh setiap individu. Setiap orang dapat melahirkan ide yang luar biasa bagi siapa saja. Namun, seberapa besarkah orang-orang saat ini berpikir positif? Kita dapat menghitungnya dengan jari dilingkungan kita sendiri. Sulitnya berpikir positif adalah kendala utama seorang sulit mengeluarkan ide cemerlangnya. Kendala itu semakin memperbesar wilayahnya ketika kita enggan memerhatikan hal-hal kecil yang memiliki daya potensi yang besar. Karena pada dasarnya kebanyakan pribadi kerap memikirkan hal yang besar berasal dari hal-hal yang besar dan selalu dimulai oleh hal yang begitu keras dan cenderung meluap-luapkan yang besar-besar sebagai kekuatan utama.

                Terdapat sebuah cerita dari seorang guru yang sangat bijak hidupnya, beliau bertanya kepada siswanya yang mengalami titik jenuh saat menghadapi proses belajar mengajar menghadapi Ujian Nasional. Pertanyaannya adalah singkat,” anak-anak, mengapa pohon harus dipotong?”. Apakah yang dapat kita beri atas jawaban guru ini? Kira-kira apakah jawaban sang siswa yang ditanya?. “untuk sebuah keperluan buk, buat lemari, pintu, kosen jendela, meja belajar, buffet televisi.” Jawab sang anak pertama dengan sangat kritis. “pohonnya sudah tua buk guru.” Jawab sang anak selanjutnya.”kalau pohon tidak dipotong, mungkin kehidupan juga tidak ada buk..!” jawab sang anak yang terakhir. Namun, kelihatannya sang guru belum puas atas jawaban yang telah diberikan. “lantas apa buk?”jawab siswa lain yang terngiang heran.terlihat terdapat seorang anak tertidur pulas saat yang lain menjawab pertanyaan, lantas pertanyaan tersebut diajukan kepadanya dan snag anak terbangun.”tahukah nak? Apa pertanyaan saya?” Tanya sang guru.” Iya bu guru, saya mendengar”.jawab sang anak yang dibangunkan tersebut. ”lantas apakah jawaban yang dapat kau berikan kepada ibu?”.”teman-teman, buk, saya tahu buk pohon itu memang harusnya dipotong karena ia tidak dapat dicabut, manusia mana yang dapat mencabut pohon dengan tangannya? Tentulah tangannya yang akan celaka” sang ibu kemudian terlihat tersenyum. Lantas teman-temannya menggelengkan kepala (seolah jawaban yang banyol) dan sang anak yang menjawab tadi kembali tidur di atas meja belajarnya. Sepertinya ia sangat kelelahan bukan kepalang, Ujian Nasional diambang pintu dan ia beristirahat.

                Apa yang dapat kita tanggapi dalm kisah diatas adalah benar adanya. Banyak sekali permasalahan yang membuat kita selalu berpikir kritis. Banyak pemikiran yang terlalu kritis ternyata hanya membuahkan ide yang negatif atau hasil yang membuat orang yang memikirnya terasa berat dan diajak untuk terus berpikir memusingkan kepala bahkan tidak ringan untuk dirinya sendiri.

                Memulai nilai-nilai positif dalam menggapai hal-hal yang besar sangat diperlukan bagi mereka yang ingin mencapai buah karya ide yang cemerlang. Semua berawal dari bagaimana cara berpikir kita sehari-hari. Semakin banyak sudut pandang yang kita beri  secara positif dan lugas semakin banyak pula langkah yang menenangkan menuju ide yang besar. Sebahagian merasa sangat mudah menggapai sikap positif, padahal layaknya kita sehari-hari cenderung tidak menyadari kita telah terperangkap pada pemikiran yang merusakkan langkah kita untuk berpikir positif, yakni terlalu kritis.

                Berpikir negatif bukan hanya tidak dapat memunculkan ide-ide yang cemerlang, akan tetapi, hal tersebut juga akan merusak ketenangan dan kesenangan kita secara pribadi, seringnya kita akan cenderung gundah gulana kemudian memunculkan perilaku su’uzan atau berburuk sangka.

                Bukankah tidak menutup kemungkinan ternyata kita adalah salah satu dari mereka, The negative thinker? Pada suatu kondisi pernah kita menegemudi kendaraan bermotor menuju tempat kerja dalam keadaan bahagia, sambil bersiul dan mendengarkan musik, eh? seseorang pengemudi motor lain ternyata memotong jalan ada secara tiba-tiba sehingga anda harus memberi menekan rem dan berhenti mendadak atau kita yang akan menabrak pengemudi lain. Lantas, rusaklah kesenangan yang telah kita raih selama mengemudi senada mengeluarkan kata-kata curhatan tanda kesal, Kita kesal bukan main mengetahui mereka yang memotong jalan sembarangan tanpa meminta maaf dan telah mengusik kesenangan serta ketenangan. Oya? Lantas,  bagaimana jika suatu hari ternyata kita dapat juga sewaktu-waktu mendapat julukan sang pemotong jalan? Suatu kondisi telah membuat kita demikian, istri harus melahirkan dan anak demam berdarah atau orang tua yang telah melahirkan kita tiba-tiba harus jatuh sakit, dan membutuhkan kehadiran kita segera. Saya merasa mereka adalah anggota keluarga yang sangat penting dan tidak ingin kehilangan mereka sehingga saya harus memilih bersegera dengan memotong jalan orang lain. Bagaimana dengan sikap pemotong jalan yang telah memotong jalan kita tadinya? Bukankah ia juga sepatutnya demikian? Mungkin inilah yang dikatakan bahkan berpikir positif itu sulit sekali untuk dilakukan bukan? *nodding..

                Ada satu pepatah hebat yang mengatakan:
Ketika burung hidup, ia makan semut. Ketika burung mati, semut makan burung. Jadi, waktu berputar kapan saja. Jangan merendahkan siapapun dalam hidup. Kita menunjukkan penghargaan kepada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri kita sendiri. Kita mungkin berkuasa, tetapi waktu lebih berkuasa daripada kita.. satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, tapi satu batang korek api dapatt membakar jutaan pohon. Jadi, satu pikiran negative dapat membakar semua pikiran positif. BERPIKIRLAH POSITIF!


                Bersiaplah atas hal yang akan terjadi karena ia rentan sekali untuk tidak meminta izin anda. Dengan berpikir baik dan positif, kita bahkan bisa menjadi sosok yang tiada lain, “ah iya, santai saja”, Cukup memberi pertanda bahwa kita memang sedang dan akan selalu bahagia memaknai kehidupan yang Tuhan berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar