Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Watch Your Zones !

Posisi nyaman menjadi taruhan. ibarat segitiga. Setiap sudut sisi memiliki tiga dimensi makna. Sudut utama menjadi gambaran bahwa semuanya terlahir dalam kehidupan, proses utama yang diawali oleh merangkak. Sudut kedua memberi sebuah pemahaman seorang telah mencari jati diri dan memperoleh jati diri dalam kehidupan. sudut ketiga adalah sudut terakhir yang diperoleh dalam kehidupan supermaha cepatnya tanpa disadari telah berlalu. Proses tersebut adalah proses terakhir yang menggambarkan seseorang berada pada usia lansia. Lantas, mengapa lingkaran harus ada? Mengapa proses lingkaran menanungi sehingga memberi kurungan yang pasti?



                Akan ditemukan posisi dimana ketika sang  lansia, kecendrungannya yakni moment yang sulit merubah kenyamanan seorang bapak-bapak merokok atau kenyamanan ibu-ibu yang hari-harinya hanya suka membicarakan orang lain. Sebuah lingkaran telah menjadi sebuah naungan yang awalnya dikira adalah sebuah ruang lingkup yang nyaman. Ruang ini harus dicari agar yang kurungan tersebut bukanlah kurungan yang tidak terbalut indah dalam pusarannya.

Sebuah cerita yang telah terabadikan oleh seseorang yang tidak dapat berpikir keluar dari posisinya yang sudah seharusnya ia mampu. Ialah seorang pengajar dan pendidik yang sangat baik dalam bidangnya dan mampu berintegrasi dengan siswa yang diajarkannya. Disamping itu, terdapat sebua hal yang membuat beberapa orang disisi lain merasa kecewa dan tidak diistimewakan akan kehadirannya. Kehadirannya telah membuat beberapa siswanya merasa terganggu soal proses pembelajaran karena soal sang guru yang lajang yang super smart, super menghibur tidak dapat mengubah posisi dominannya sebagai penikmat virus merah jambu. Sekilas menggambarkan penguasaan hatinya tergaduhkan dan terganggu dari dalam.  Keberadaannya di antara wanita membuat siswa merasa diterror menggelitik oleh politik metode mengajarnya dan ia terterror untuk mempunyai virus itu berkali-kali. kenyamanan belajar hanya berakhir sedemikian rupa aksinya. Dapat dikatakan posisinya yang bertindak pembelajaran sang kedewasaan kepada siswa tidak didapatkan sejak dari dirinya sendiri. Ini adalah soal zona yang selama ini diagung-agungkannya. Belum berhasil untuk di transformasikan menjadi bentuknya yang lain.

                Mencoba mengkoreksi zona nyaman kepada sang lingkungan dan mencoba bersahabat dengan berbagai tindakan adalah solusi kurungan. Karakter tidak menentang akan zona yang nyaman dan menyamankan. Semua yang telah diuji, dapat menjadi zona nyamannya. Namun, zona nyaman yang berhenti pencariannya adalah ibarat bulatan segitiga yang terkurungkan. Sedang karakter adalah soal penjiwaan yang bersifat emosional dari pemilik individu. Berjauhan soal karakter terhadap zona maka menyababkan zona adalah naungan dimana karakter itu berdiri. Bisa dipastikan karakter “bersemangat dan berambisi”, zona nyamannya adalah melambatkan perintah Tuhan. Karakter “pencemburu” dapat saja zona nyamannya merusak, adapula yang tidak. “ceria” bukan berarti mampu keluar lagi dari zona nyamannya dari menngganggu hewan pada ilalang. Karakter “estetika” bergerak dalam zona pengkoleksi karang laut secara berlebihan juga seharusnya menjadi bahan pertimbangan yang merusak keseimbangan ekosistem. Zona nyaman penggerak individu telah dipastikan bukan orang-orang sekitar. Namun, hanya mampu jika pelaku pribadi adalah penggerak zonanya. Pengkoreksian tindakan atas lingkungan dan kesesuaian individu lain mengharapkan menjadi bahan segar peubah zona. Setidaknya, karakter yang saling berbeda mendapat zona tetap saling menguntungkan lingkungan masing-masing. 

                Jika banyak substansi yang masih merisihkan sekitar, semua mengerti soal zona nyaman. Watch your zone!  Zona apa yang anda miliki? Temukan zona kenyamanan terbaikmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar