Banyak
sudah metode belajar yang diceritakan sebagian artikel lain, buku-buku motivasi
yang tersebar dimana-mana. Anda mungkin salah satu orang yang telah
menerapkannya. Dapat diakui hal ini adalah sederhana. Belajar adalah suatu
kegiatan yang sejujurnya banyak sekali metodenya. Mulai dari harus menggunakan
musik, suasana sunyi dan adapula yang dalam keributan sebagai suasananya. Ada yang
menerapkan suatu metode mengingat dengan cepat melaui simbol-simbol gambar dan bahkan
ada yang kuat dalam hafalannya. Setiap perseorangan memiliki cara belajarnya
masing-masing soal efektif dan kenyamanan bagi dirinya. Kiranya coretan tidak mengulas
kembali metode-metode tersebut. Rasanya ada banyak. Ada rahasia penting yang ingin
sekali diulas selain menggunakan metode-metode yang biasanya diberi saran oleh
orang atau bahkan telah tercipta dengan sendirinya tersebut. Metode itu bernama
“couriousness”. Metode yang harus ditimbulkan sebanyak-banyaknya oleh setiap
pribadi. Metode rasa ingin tahu adalah soal bagaimana seharusnya kita belajar
lebih banyak setiap harinya. Itu yang terpenting.
Rasa ingin tahu membangun
kesehajaan ilmu yang terus mengalir. Seandainya insinyur ingin jadi kimiawan
otodidak juga memungkinkan. Psikiater mendalami ilmu agama juga mungkin. Atau
tukang becak bisa handle soal teknisi bengkel hebat. Tidak ada yang menjadi
penghalang otodidak dengan rasa ingin tahu. Pemiliknya adalah kita semua. Maka
sejauh apapun rasa ingin tahu selalu menyadarkan dunia untuk memakai ilmu
multifungsi dan saling sinkronisasi satu sama lain kepada ahli yang sebenarnya.
Walau sebenarnya kita ahli kimia namun up to date kepada soal fisika,
matematika bukan suatu yang sulit dengan rasa ingin tahu. Jadi ketika suatu
diskusi membuka mata kita dan penjelasan tentang apapun itu subjeknya kita akan
saling mengerti. Saling tahu meski bukan ahlinya. Ilmu alir ini lah yang
memanjatkan rasa syukur bahwa tanggap adalah kewaspadaan, tiada ilmu tiada
tahu. Diam dan hilang tanggap adalah pergerakan melemaskan pikiran.
Rasa ingin tahu adalah ibarat
sebuah tanaman yang dahulunya kecil, lantas disiram, disiram dan dipupukkan.
Penyiraman yang rutin memperoleh sebuah batang yang besar dan lantas kerutinan
juga membuat buah itu tumbuh merah-merah, kuning-kuning cerah, hijau-hijau
segar, membuat yang menghampiri merasakan buahnya yang ranum lagi manis.
Penjuru dunia bela-bela kita impor agar mereka juga ikut merasakan. Buah. Buah
itu lah ibarat hasil rasa ingin tahu yang selama ini terus disibu tsecara
kontinu dan membuat penikmat rasa ingin tahu dapat merasakan kancah ilmu yang
luas dan ternyata rasa ingin tahu telah membuka mata dengan kaca pembesar lebih
dari pembesaran biasa bahwa tidak hanya menjadi penikmat ilmu yang telah ada dan
menjadi biasa, tetapi juga menjadi penikmat menemukan penemuan berskala integritas
semua makhluk dibumi. Makhluk bumi menjadi merasakan efek pembesaran kacanya.
Hebat!! Buah itu terasa keujung dunia yang dikejar-kejar layaknya pemeran
pengejar buah dalam film animasi Ice Age.
Rasa ingin tahu telah
membiasakan kita dalam pikiran dan mengungkapkan yang sebenarnya bahwa tiada
kelalaian lain yang patut dirutinkan kecuali mencari tahu, seberapa jauh
produktivitas yang diraih setiap harinya untuk mengisi kekosongan. Semakin
nikmat mencari tahu semakin tinggi derajat diantara kaumnya, perantara langit
dan kedudukan disisi penciptanya. Bahwa sesungguhnya ruang-ruang yang
dihidupkan diantara sel-sel saraf yang dikejutkan setiap harinya bukan karena
bermain dengan kegiatan yang menghauskan. Diantaranya yang memiliki rasa ingin
tahu telah mempersiapkan sesuatu hal yang akan disesali oleh mereka yang tidak
sama sekali. Ibarat mereka yang melakukan suatu hal namun seumur hidup tidak
megerti mengapa ia melakukannya. Karena tiada ilmu tiada tahu. Mengikuti arus
udara yang berhembus kulit-kulit tipis, arah angin yang tiada disangka-sangka telah
merubah kedudukannya dalam hitungan detik maka sedemikian rupalah ia
terombang-ambing. Kemana sajalah. Yang tahu ia telah menjadi substansi yang
bergabung tidak tahu namanya ia disana dan akan kemana ia berlabuh kecuali
ombak sekali-sekali menghantamnya dibawa angin yang tiada pernah sampai
kapanpun bertempat tinggal. Selamatlah mencari ia yang akan menjadi semua
rangkaian hidup bagaimana seharusnya ia terjadi. Tidak ada parameternya kecuali
terus meminta diri sekuat-kuatnya mencari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar