Saya tidak tahu
bagaiman saya tampak didunia; tetapi bagi saya sendiri saya nampaknya hanyalah
seperti seorang anak laki-laki yang bermain-main dipantai dan mengalihkan diri
sendiri dari sekarang dan kemudian menemukan koral yang lebih halus atau kerang
yang lebih indah daripada biasa, sementara samudera besar dari kebenaran
semuanya terbentang di hadapan saya tak terungkapkan.Isaac Newton
Isaac newton khususnya ilmu matematikawan yang sangat
diperhitungkan kejeniusannya. Beliau kuliah di Universitas Cambridge , Trinity.
Ia menekuni masalah matematika dan cabang ilmu terkemuka. Dalaam waktu yang
singkat dalam 8 bulan sejak januari 1665 newton menemukan teorema binomial
umum, elemen dari kalkulus diferensial maupun integral, teori warna-warna, dan
hukum gravitasi universal. Lagrange
memuji baahwa Newtonlah jenius terbesar yang pernah hidup dan paling mujur,
karena hanya sekali sistem semesta dapat dikembangkan.
Namun bukankah bapak Newton
sendiri mengatakan ia hanya menemukan karang yang lebih indah dipinggir pantai?
Sedang ia belum lagi menyelam dasar lautan? Dan pernyataan ini akan selalu
terbentang luasnya bahwa ia masih menanti jutaan penemu karang lainnya yang
sama sekali membuka pintu subordinasi yang tak kalah hebat maka banyak
kesempatan dari kita untuk tidak hanya bermain-main dipinggir laut tetapi juga
mencari tahu cara bermain di dasar lautan untuk menemukan karang yang lebih
indah darinya, tidak lain adalah bapak Newton.
Pada kenyataannya adalah benar.
Benar pula tidak hanya satu-satunya seorang Newton yang menemukan koral. Sungguh
banyak penemu koral lainnya, koral yang dimaksudkan adalah tidak lain yakni
penemuan. Ada banyak pula sang jenius yang membangkitkan teori-teori yang sama
sekali tidak kalah menjuntai ke negeri satu seribu, ada pak eistein, da vinsi,
tuan Alva Edison dan sebagainya. Bukankah kita telah menikmati semua jerih
payah mereka? Oh tuan. Hari ini semuanya bisa bersenang-senang di atas penemuan
yang dahsyat dari buah pikir para buku berjalan. Buku berjalan yakni
beliau-beliau yang telah berjasa dalam sejarah ilmu pengetahuan.
Jika mungkin hari ini tidak ada
ilmuan matematika dan teknisnya, mungkin bisa dibayangkan rumah yang terbentuk
adalah berbentuk balon, tiang pancang jembatan seperti karet. Tidak ada tiang
teknis ala matematika yang sesuai pengukuran. Balon yang mudah diterbangkan
jika sedikit saja guncangan datang dan habislah. Eh, apalagi pak Alva? Mungkin
atap rumah berwarna hitam dan perlu di cat berkali-kali akibat lampu teplok. Apalagi
pak Da Vinci yang telah dapat dijuluki arsitektur sketsa kapal selam dan
pesawat terbang dengan mesin penggerak diatasnya. Lantas, Einstein jangan
ditanya. Semua mengenalnya dengan teori relativitas.
Jika terselip bangga hanya pada
ilmuan lama, hanya ada kisah-kisah nostalgia lama di dunia. Proses kehidupan
terhenti. Dengan demikian, pastilah tidak mungkin. Kita hanya tahu setiap zaman
mempunyai masa perkembangan. Koral halus yang ditemukan Newton dapat
dimungkinkan haluslah pada zamannya Newton, namun mungkin pula setelah habis
zamannya terdapat koral yang lebih indah dan halus pula. Jika dahulu semua
teori dapat diungkapkan dengan hal-hal sederhana, dapat dipastikan 30 tahun
setelahnya teori tersebut dapat saja dipatahkan atau bahkan semakin berkembang.
Dengan demikian, ada banyak penerus yang juga dinobatkan buku berjalan pada
zaman setelahnya. Penerus yang semakin berkembang dengan koral yang lebih indah
dan halus. Kemashlahatan semakin berkembang. Keadaan dan situasi menjadi
bermakna, masyarakat menjadi fungsional dalam perannya, dan hidup terasa mudah
dijalani.
Pernyataannya cukup humaniora.
Zaman yang akan datang juga bergantung pada penguasa zamannya. Teori hari ini
dapat secara signifikan mati atau hidup dengan lebih berkembang 20 tahun
kedepan. Tentunya dengan area jutaan Einstein kecil yang terus mengacungkan
kekuatan pikirannya. Kita umpamakan saja kekuatan pikiran yang ada padanya.
Bukan Einstein sesungguhnya. Anda juga dapat menyabiutnya dengan suka-suka, are
jutaan seniman da vinci kecil, atau area jutaan dengan segala sebutan. Dengan
demikian bernadanya kalimat ini, bukankah semua substansi manusia turut
mengacungkan koral nya masing-masing? Maka koral apa yang setiap pribadi temukan,
tidak memandang batas selalu ada pada zamannya. Siapkan koralmu. Koralmu adalah
koral masa depan yang siap terbentang mati atau hidup. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar