Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Projeksi dan Peduli Lingkungan #PenaKamiTidakPuasa

Terlepas menjadi seorang peneliti, saya yakin sekali ada  lebih banyak peneliti lain yang sangat hebat dalam penelitiannya. Sesungguhnya setiap manusia adalah peneliti. Ketika seorang peneliti diacungkan untuk maju dan angkat tangan, jelas semua peneliti di dunia mana saja turut andil. Salah satunya adalah peneliti lingkungan masing-masing dan ia sangat ingin peduli dengan lingkungannya. Tentu menjaga lingkungan bukan hanya tugas seorang calon peneliti yang kuliah diperguruan tinggi keilmuan, melainkan menjaga lingkungan adalah tugas makhluk khalifah di muka bumi. Setidaknya seumur hidup kita telah menjadi peneliti bagi hidup kita sendiri.

Ini cerita tentang lingkungan kita semua dan segelintir perlakuan kami sebagai peneliti. Beberapa waktu lalu kami diharuskan membuat sebuah projek lingkungan untuk memenuhi tugas mata kuliah kampus. Projek ini bebas dan tentu tidak dilakukan sendiri-sendiri. Saya waktu itu terpilih oleh banyak lelaki dan menjadi salah seorang wanita dalam kelompok mereka. Mereka merasa projek ini sangat tidak berkenaan dengan jurusan mata kuliah mereka yakni matematika. Saya pun turut andil dan mereka pula sangat kritis. Pada Prodi semester 2, setiap dari mahasiswa mipa masih mendapat pengaruh mata kulaih paket MKU. Kebebasan ini membuat kami bingung harus mengangkat tema apa dalam realisasinya. Untuk itu, kami mengangkat tema yang sangat sederhana sekali yakni menanam pohon jabon dan sengon.



Tentu penanaman pohon jabon dan sengon adalah langkah sederhana yang dapat dilakukan dalam menjaga lingkungan. Pohon Jabon Neolamarckia cadamba telah menjadi sasaran diberbagai lingkungan sebagai pohon yang sangat ramah serta memiliki banyak kelebihan. Pohon ini adalah jenis pohon yang amat cepat proses pertumbuhannya sehingga bagi para pedagang kayu, kayu akan mudah ditebang dan diproduksi dalam kurun waktu yang singkat yakni kurang lebih 4 tahun. Belum lagi kelebihannya yang merindangkan yakni daunnya sangat lebar yang secara biologi penyerapan CO2 yang menimbulkan panas selama ini, dapat diserap baik oleh daun tersebut dalam kapasitas yang lebih besar pula. Tentunya kelebihan lain dari jabon tersebut yakni daunnya yang tidak lezat bagi para mamalia seperti kambing, sapi, dan lain-lain sehingga tidak mudah dimakan apabila ditanam dalam pekarangan.

Posisi yang diambil dalam penanaman ini yakni bersebelahan dengan kantor Badan Eksekutif Mahasiswa MIPA. Pengambilan tempat ini tentunya didasarkan atas kosongnya lahan sehingga sangat mendukung apabila ditanam.





Lain halnya Sengon, Sengon adalah contoh lain dari Jabon. Pohon ini secara ilmiah dikenal sebagai Albizia chinensis adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Dedaunan yang dimiliki sangat erat dengan kemiripan pohon Asam dan Pete. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, Cina Selatan, dan Indonesia. Tujuan yang menunjukkan ramah lingkungannya pohon ini yakni dapat melangsungkan pertumbuhan dalam kondisi tandus dan hidup sebagai perintis. Tanaman ini pun kami  tanam sesuai dengan perannya. Posisi yang diambil yakni berhadapan dengan sekret D3 MIPA. Hal ini juga didukung karena kekosongan lahan dan ketandusan tanahnya. 

Adapun yang menjadi realisasi terbesar dalam penanaman pohon ini yakni lepas guna dari pemanfaatan penebangan, melainkan mengisi kekosongan lahan, kerindangan, dan peran tanah tandus menjadi fungsional. Oleh karenanya, sebagai penekanan kami berusaha untuk mendukung kegiatan lain dari penanaman tersebut yakni memanfaatkan kertas bekas untuk dijadikan buku catatan kecil mahasiswa. Sepintas menimbulkan pertanyaan akan hubungannya yang sangat erat. Kita akan mengenal setiap saatnya kertas yang diolah berasal dari bubur kertas. Bubur kertas ini tentunya tidak lain berasal dari pengolah an kayu. Pohon yang kerap ditebang setiap saat menimbulkan masalah lingkungan yang harus diwaspadai seperti salah satunya yakni longsor, tentu hal ini menjadi salah satu penyebabnya yakni pemanfaatan kayu yang berlebihan sebagi pembuatan kertas, untuk itu sebagai mahasiswa yang mengerti akan ancaman kehilangan pohon sudah semestinya turut memanfaatkan kertas bekas untuk meminimalisir penggunaan kertas yang berlebihan.


Pemanfaatan kertas ini akan sangat mudah dilakukan bahkan secara pribadi langkah ini dapat dilakukan otodidak dengan kertas pribadi di rumah atau kertas kerja pembuangan kantor yang tidak lagi dimanfaatkan. Bahkan jika ingin lebih rapi, kita dapat menyodorkan kertas tersebut kepada yang terbiasa memotongnya yang tentunya dengan tangan-tangan mereka yang lebih prakti dengan harga terjangkau. Hal lain yang mampu dikembangkan dari pengolahan kertas ini yakni dapat kita canangkan dalam ajang ekonomi kampus. Ini tentunya dapat dilakukan siapa saja.





Dengan demikian, Tidak lagi memiliki alasan harus menjadi ilmuan untuk peduli lingkungan. Perlakuan tersebut tentunya dapat dilakukan semua pihak dengan langkah-langkah yang sangat sederhana. Sesungguhnya andalah peneliti dalam lingkungan anda sendiri.



1 komentar: