Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Berhenti Menyakiti dengan Lisanmu

Menulis di pelupuk matamu.

Bahwa yang menyebabkan suatu bahaya adalah lisan. Lisan akan menjadi cermin dan akan selalu demikian. Sebaik-baiknya lisan adalah yang menjaganya, bahwa sebuah pepatah mengatakan:

Karena mulutlah badan binasa. sajak lama

Maka memang seperti itu adanya. Ketika mulut terlalu ganas, menyakitkan sesama akan menjadi doa segala macam doa yang membahayakan pemilik mulut yang mencaci itu. Ada sejuta manusia didunia yang dimana ia mengatakan sesuatu menyakitkan, sebesar itu pula mendatangkan bencana dengan izin tuhan.

Sebuah hadith yang mengatakan dan diturunkan hanya untuk menegaskan bahwa mulut adalah barang istimewa yang bisa menimbulkan kebaikan atau bahkan sebaliknya.

Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,..."

Maka dalam keyakinan beragama islam sendiri telah menegaskan bahwa berkata baik atau diam. Sudah semestinya perintah ini dilakukan, menjadi panutan bagi yang terlalu sering mencaci atau pernah menyakitkan sesama.

Pantaslah walau itu sebuah krtitikan yang menyakitkan, mengena selubung hatinya maka matilah hasratnya karena sakit itu. Sesungguhnya ini akan menjadi pertanyaan, apakah kiranya mengkritik dengan bahasa yang mennghancurkan benak sisi lain akan sepenuhnya mengubah haluan? 

Tentu sebagian akan melihat substansinya, namun selainnya bagaimana hal tersebut disampaikan akan tetap membekas yang memberi goresan. Sungguh, mengapa terkadang pukulan mulut mungkin dapat mengubah dogma seseorang untuk berubah, namun tidak akan menjadi kesan bagi yang terbiasa dengan penyampaian lembut. Maka selalu, menjaga lisan. Menjaga penyampaian kepada siapa disalurkan perkataan tersebut agar tersalurkan kebaikan itu tanpa batas. Sungguh lisan dapat menjagamu atau sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar