Parfume
bukan sembarang parfume. Begitulah jika engkau ingin memilihnya. Parfume itu
identik dengan aroma. Aroma itu bebas. Dapat kita rasakan oleh indera penciuman
yang mendalam. Aroma itu juga begantung jenis parfumenya, jika jenis parfumenya
sembarang parfume, belum tentu aroma yang dikeluarkannya pun sedap teman. Asal
kita harus tahu bahwa yang namanya bau adalah satu jenis parfume juga. Parfume
yang tidak tidak sedap itu bernama bau.
Parfum yang menyedapkan indera
penciuman memang menggilai pencintanya. Bagaimana tidak, parfume itu memabukkan
sekali sifatnya. Jika saat ini engkau yang lelaki memakai parfume, nah cobalah
engkau berjalan berkeliling kampung, melewati wanita-wanita yang sudah tua dan
begitupula wanita yang muda-mudi, sedap aromanya membuat hati mereka yang
melewatimu terasa indah, engkau pasti akan mendapat kesan indah dengan aroma
parfummu bahkan adapula yang memujimu “cakep” meskipun “gak cakep-cakep amat”.
Parfume beraroma klasik dan sedap itu akan menumbuhkan rasa cinta yang
mendalam, jadi tidak heran beberapa rumah tangga yang menebar aroma dalam
ruangan apa saja akan menumbuhkan cinta kasih didalamnya, anak-anak bersama
orang tuanya yang saling menumbuhkan percakapan sederhana yang membahagiakan,
ataupun suami istri yang sedang berbunga-bunga dalam mahligai pernikahan.
Parfume ini menjadi penting sekali keberadaannya.
Wewangian yang bertebaran itu
juga memberi sebuah kesan menarik jika kita analogikan. Iya, wewangian adalah
simbol kekuatan kepercayaan akan keberadaan. Seorang pepatah mengatakan:
”jika engkau berteman dengan sang penjual parfume maka engkau akan
tertular wanginya”
Isu
yang acapkali membuat kita lupa bahwa kita telah melewatkan hal sepenting
parfume. Bukan hanya itu, parfume telah memberi gambaran luas akan makna
kepercayaan akan keberadaan. Apa dimaksudkan dengan “kepercayaan akan
keberadaan”? mungkin, kita perlu menganalisanya.
Ibuku saat itu sedang memilih
kacang hijau, memilah kacang hijau yang tidak layak untuk bergabung dengan kacang
hijau yang berkualitas. Memang sebagian dari mereka yang menjualnya tega
mencampur sedikit dari kacang hijau yang berkualitas dengan yang tidak. Kita
memang tidak mengetahui bagaimana cara melihat pedagang yang benar-benar
mengerti soal dagang di zaman ini. Lantas dalam pemilihan kacang tersebut, ibu
mencoba memasukkan beberapa kacang hijau yang bagus ke tempat yang jelek,
kemudian ia memperlihatkannya kepadaku dan memberi kesimpulan kecil secara
tidak sengaja, “ternyata, kalau kita berada ditempat yang jelek maka kita juga
akan terlihat jelek, ini buktinya (seraya menunjuk kacang hijau), yang baguspun
tidak lagi kelihatan, tertutupi. Meskipun kita tetap tahu yang bagus tetaplah
bagus, kan?.” Seraya hatiku juga menyetujui dan bibirku hanya bisa memberi senyum
kecil.
Olala, begitulah ibarat jika
kita berteman. Jika kita berteman dengan mereka yang penuh semangat, kitapun
akan ikut kebagian manfaatnya yakni kitapun akan ikut bersemangat meskipun
adakalanya kita tidak seambisius maupun sejenius sang teman kita tersebut.
Orang-orang akan melihat kita dari siapa ia berteman maka ia akan tidak jauh
berbeda dengan temannya. Meskipun kita tidak dapat menilai atau menjudge sepenuhnya asumsi tersebut baik
dalam beberapa kondisi tertentu yang membutuhkan sikap positif thinking. Tapi
begitulah keadaan alam tercipta. Kita akan pasti awalnya melihat keadaan
tersebut benar. Barangsiapa berteman dengan mereka yang memiliki perangai
jelek, kita akan terkena “cacat”nya meskipun dalam taraf yang kecil.
Orang-orang akan melihat kita lagi-lagi dari siapa ia berteman maka ia tidak
berbeda jauh dari temannya. Maksud dari semua penjelasan adalah bukan menyuruh
kita untuk memilih teman, akan tetapi
mengambil secarik pemahaman bahwa anda haruslah berusaha menjadi parfum yang beraroma itu atau
mengkondisikan diri kita menjadi aroma tersebut bagi lingkungan yang ekstrem
sekalipun. Dengan demikian, Engkaulah orang yang pertama kali menjadi contoh
bagi tema sekeliling. Biasanya engkau telah terbiasa dengan aromamu untuk
ditebarkan, artinya engkaulah orang yang membangkitkan kepercayaan orang lain akan
keberadaanmu. Jika engkau berteman dengan sang penjual parfume maka engkau akan
tertular wanginya. Dengan demikian, jadilah sang penjual parfume maka yang
mendekatimu sejatinya merasa memetik manfaat aroma parfummu, siapapun mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar