Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Wewangian yang Bertebaran ~

Parfume bukan sembarang parfume. Begitulah jika engkau ingin memilihnya. Parfume itu identik dengan aroma. Aroma itu bebas. Dapat kita rasakan oleh indera penciuman yang mendalam. Aroma itu juga begantung jenis parfumenya, jika jenis parfumenya sembarang parfume, belum tentu aroma yang dikeluarkannya pun sedap teman. Asal kita harus tahu bahwa yang namanya bau adalah satu jenis parfume juga. Parfume yang tidak tidak sedap itu bernama bau.

                Parfum yang menyedapkan indera penciuman memang menggilai pencintanya. Bagaimana tidak, parfume itu memabukkan sekali sifatnya. Jika saat ini engkau yang lelaki memakai parfume, nah cobalah engkau berjalan berkeliling kampung, melewati wanita-wanita yang sudah tua dan begitupula wanita yang muda-mudi, sedap aromanya membuat hati mereka yang melewatimu terasa indah, engkau pasti akan mendapat kesan indah dengan aroma parfummu bahkan adapula yang memujimu “cakep” meskipun “gak cakep-cakep amat”. Parfume beraroma klasik dan sedap itu akan menumbuhkan rasa cinta yang mendalam, jadi tidak heran beberapa rumah tangga yang menebar aroma dalam ruangan apa saja akan menumbuhkan cinta kasih didalamnya, anak-anak bersama orang tuanya yang saling menumbuhkan percakapan sederhana yang membahagiakan, ataupun suami istri yang sedang berbunga-bunga dalam mahligai pernikahan. Parfume ini menjadi penting sekali keberadaannya.

                Wewangian yang bertebaran itu juga memberi sebuah kesan menarik jika kita analogikan. Iya, wewangian adalah simbol kekuatan kepercayaan akan keberadaan. Seorang pepatah mengatakan:

         ”jika engkau berteman dengan sang penjual parfume maka engkau akan tertular wanginya”

Isu yang acapkali membuat kita lupa bahwa kita telah melewatkan hal sepenting parfume. Bukan hanya itu, parfume telah memberi gambaran luas akan makna kepercayaan akan keberadaan. Apa dimaksudkan dengan “kepercayaan akan keberadaan”? mungkin, kita perlu menganalisanya.

                Ibuku saat itu sedang memilih kacang hijau, memilah kacang hijau yang tidak layak untuk bergabung dengan kacang hijau yang berkualitas. Memang sebagian dari mereka yang menjualnya tega mencampur sedikit dari kacang hijau yang berkualitas dengan yang tidak. Kita memang tidak mengetahui bagaimana cara melihat pedagang yang benar-benar mengerti soal dagang di zaman ini. Lantas dalam pemilihan kacang tersebut, ibu mencoba memasukkan beberapa kacang hijau yang bagus ke tempat yang jelek, kemudian ia memperlihatkannya kepadaku dan memberi kesimpulan kecil secara tidak sengaja, “ternyata, kalau kita berada ditempat yang jelek maka kita juga akan terlihat jelek, ini buktinya (seraya menunjuk kacang hijau), yang baguspun tidak lagi kelihatan, tertutupi. Meskipun kita tetap tahu yang bagus tetaplah bagus, kan?.” Seraya hatiku juga menyetujui dan bibirku hanya bisa memberi senyum kecil.

                Olala, begitulah ibarat jika kita berteman. Jika kita berteman dengan mereka yang penuh semangat, kitapun akan ikut kebagian manfaatnya yakni kitapun akan ikut bersemangat meskipun adakalanya kita tidak seambisius maupun sejenius sang teman kita tersebut. Orang-orang akan melihat kita dari siapa ia berteman maka ia akan tidak jauh berbeda dengan temannya. Meskipun kita tidak dapat menilai atau menjudge sepenuhnya asumsi tersebut baik dalam beberapa kondisi tertentu yang membutuhkan sikap positif thinking. Tapi begitulah keadaan alam tercipta. Kita akan pasti awalnya melihat keadaan tersebut benar. Barangsiapa berteman dengan mereka yang memiliki perangai jelek, kita akan terkena “cacat”nya meskipun dalam taraf yang kecil. Orang-orang akan melihat kita lagi-lagi dari siapa ia berteman maka ia tidak berbeda jauh dari temannya. Maksud dari semua penjelasan adalah bukan menyuruh kita untuk memilih teman, akan  tetapi mengambil secarik pemahaman bahwa anda haruslah berusaha  menjadi parfum yang beraroma itu atau mengkondisikan diri kita menjadi aroma tersebut bagi lingkungan yang ekstrem sekalipun. Dengan demikian, Engkaulah orang yang pertama kali menjadi contoh bagi tema sekeliling. Biasanya engkau telah terbiasa dengan aromamu untuk ditebarkan, artinya engkaulah orang yang membangkitkan kepercayaan orang lain akan keberadaanmu. Jika engkau berteman dengan sang penjual parfume maka engkau akan tertular wanginya. Dengan demikian, jadilah sang penjual parfume maka yang mendekatimu sejatinya merasa memetik manfaat aroma parfummu, siapapun mereka.                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar