Virtual Cahaya

ich bin Gluckliche

Ramadhan Kian Berjalan


            Setelah melewati dua bulan penuh berkah sebelumnya, kini umat muslim di belahan dunia memasuki bulan termulia yang ketiga. Pada bulan Rajjab, seperti yang dirasakan oleh sebagiaan muslim adalah momen dimana orang-orang akan merayakan isra’ mi’raj,  tidak hanya perayaan yang menjadi kebiasaan di surau atau meunasah saja, seperti halnya ilmuan juga membicarakan bagaimana isra’ mi’raj itu berlangsung secara  ilmu fisika dengan prediksi adanya dilatasi waktu. Selain itu, terdapat pula keutamaan berpuasa sunnah Rajjab  yang  dianjurkan karena pahala yang akan menyertainya berlipat ganda. Tidak berbeda pula halnya ketika seseorang berada pada bulan sya’ban, terdapat pula keutamaan berpuasa sunnah seperti bulan sebelumnya, hanya saja pada bulan sya’ban merupakan bulannya rahmat Tuhan semesta alam. Selain puasa sunnah, beberapa daerah di kota Banda Aceh memilih shalat tasbih berjama’ah.
            Jika bulan rajjab adalah bulannya utusan tuhan, sya’ban adalah bulan tuhan semesta alam, sudah tidak dipungkiri lagi Ramadhan dalam kalender hijriah tersebut akan dinobatkan sebagai bulan umat manusia. Semua umat yang beragama islam diwajibkan sekaliannya menjalankan dengan hikmat seperti halnya berpuasa. Selain puasa sebagai sebuah kewajiban, kesempatan untuk berlomba-lomba dalam perbuatan mulia di bulan suci ini pun akan bernilai ibadah yang sangat istimewa. Sudah semestinya tidaklah memiliki alasan untuk menyia-nyiakannya dengan aktivitas yang tidak berguna sehingga mengurangi nilai kualitas ibadah itu sendiri.

Puasa untuk semua
            Puasa yang dijalani pada bulan Ramdhan tentunya akan memakan waktu sebanyak satu bulan dan diperuntukkan bagi siapa saja. Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, dan lansia. Namun, anak kecil yang belum baligh tidak menjadi kewajiban penuh menjalankannya melainkan diajarkan dengan kesanggupan. Terlepas dari itu, lansia yang tidak sanggup menjalankannya juga tidak sepenuhnya diwajibkan melainkan dianjurkan membayar fidyah. Lantas bagaimana dengan remaja? Tentunya remaja yang telah akil baligh meskipun terletak pada umur yang sangat muda juga sudah seharusnya menjalankan puasa ini. Terlepas dari ingatan orang tuanya, ia sudah memiliki wewenang bertanggung jawab atas dirinya dan berusaha menjalankannya sebagai pemula yang tangguh serta jujur. Selain itu, Ketangguhan anak-anak maupun remaja yang ikut berpuasa didukung dengan adanya aktivitas sekolah yang terus berlanjut pada bulan tersebut sudah seharusnya setiap orang tua memberikan apresiasi dan perhatian agar puasa selanjutnya akan menjadikannya terbiasa.
            Jika hari ini dibelahan bumi aceh menjalankan puasa dengan dengan kurang lebih memakan waktu 14 jam, hal tersebut harusnya menimbulkan rasa syukur karena ketika berada atau menjadi bagian masyarakat Swedia, kita akan menghabiskan waktu berpuasa 20 jam. Seperti halnya lagi rakyat Perancis, mereka akan berpuasa 19 jam. Terlebih lagi saat berada di Inggris, tragisnya waktu yang harus dilewati yakni berpuasa 20 jam. Jika Anda berada di negara-negara Teluk, Anda akan berpuasa 16 jam. Begitulah dahsyatnya waktu yang dinanti warga belahan dunia untuk berpuasa. Namun, dibeberapa negara anak-anak masih terlatih untuk mengisi aktivitasnya.
            Sudah sepatutnya dengan keterangan tersebut membuat pameter puasa ini tidak menjadi parameter untuk mengeluh, terlebih bagi pemula yang baru saja menjalankan ibadah wajib ini. Melainkan tetap menjalankan puasa sebagai fungsi kesehatan rohani dan tubuh dengan aktivitas ringan.

Puasa predikat nafsu
            Seperti biasanya puasa akan dimulai dengan makan sahur dan berbuka menjelang magrib. Seperti yang kita rasakan dari tahun ke tahun, khususnya Banda Aceh. Puasa yang diharapkan ini tentunya dengan tidak membudayakan atau mengkonsumsi makanan yang berlebihan. Seolah-olah kita berpuasa untuk makan lebih banyak. Tentunyahal tersebut dapat kita jumpai di hampir seluruh bagaian emperan jalan. Semua menyuguhkan makanan dimana saja, dapat diharapkan semoga makan lebih banyak tidak menjadi tradisi. Tidak menjadi godaan yang bersifat rutin. Sehingga lepas ramadhan semuanya akan menjadi sehat.
            Salah seorang native Amerika yang bergiat pada English training Center mengatakan akan mencoba ikut tradisi berpuasa sama halnya bersama orang Aceh meskipun pada tahun lalu kerap tidak tahan akibat setiap berpuasa dan makan, makanan akan kembali keluar. Hal ini dapat dianalisa bahwa perut seorang yang berpuasa tidaklah sama dengan perut yang terbiasa makan pada hari biasanya. Bahawa sebagian orang penting beradaptasi dengan hawa nafsu besar diawal berbuka. Bahkan dianjurkan untuk lebih dulu meminum air agar cairan lambung yang melahap makanan tidak langsung mengalir ke perut.
            Pada sebagian orang yang menjalankan puasa yakni misalnya Negara Arab, terlebih saat ingin menghabiskan waktu bersama orang-orang yang melanjutkan tarawih bersama di Makkah, semua mengikuti tradisi yang serba sederhana yakni menghabiskan beberapa teguk air dan qurma saat berbuka, ssemua saling membagikan qurma sebagai sunnah berbuka nabi. Hal ini akan menjadi bagian yang sangat suportif bagi kesehatan yakni tidak membiarkan perut tegang dengan pasukan makanan secara tiba-tiba, memberi medium yang stabil dan proporsional.
            Sesungguhnya letak puasa adalah menahan hawa nafsu. Bukan pula sebaliknya menjadi ajang balas dendam saat menjelang magrib. Hal ini akan merugikan diri sendiri, terutama menimbulkan masalah pada perut. Tidak semua tembolok perut manusia menerima kapasitas menampung bahan makanan yang sama atau ingin wadah lebih besar dari biasanya sehingga yang perlu dicanangkan adalah membentuk Ramadhan yang sehat.

Puasa Bermimpi Tidur..
            “Orang sibuk puasa bermimpi tidur lebih baik daripada orang sibuk tidur bermimpi puasa”. Merupakan salah satu ungkapan seniman Aceh, Herman RN dalam salah satu jejaring sosial yang marak saat ini. Pelansiran kutipan ini tentu bukan sebarang buah kalimat, namun memiliki kadar makna yang besar bagi yang menjalankan puasa. Apalagi memasuki beberapa hari berpuasa tentu kualitas berpuasapun harus didisplinkan atas nilai-nilai yang terorganisir baik bathin dan jasmani. Analisa yang baik untuk kita cernati bahwa tidur memang lumrah kebutuhan setiap perseorangan. Namun, setiap tidur yang diselingi kegiatan akan memberi substansi nilai pada ibadah puasa itu sendiri.

            Mengisi ruang-ruang dengan berlangsungnya puasa, tidur merupakan sumber penyakit yang sering dilanda sebagian orang yang berpuasa, baik usai sahur, usai subuh, maupun seluruh waktu yang tersedia. Ruang yang seharusnya menjadi sehat karena puasa menjadi bencana bagi tubuh. Bagaimana tidak? tidur yang berlebihan akan menimbulkan keluhan untuk puasa itu sendiri, salah satunya kalimat “bosan dan pusing”. Tentunya demikianlah keluhan yang banyak diderita dan tentunya harus segera dihindari dalam ranah waktu berlangsungnya puasa ini, khususnya bagi muda dan mudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar